Kamis, 05 November 2009

Alam Ternate Mengagumkan Bahkan Kalahkan Bali

Daerah Maluku Utara (Malut) sangat eksotik (indah dan menawan). Demikian kesan pertama yang dirasakan Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat saat pertama kaki menginjak kaki di Kota Ternate, Senin (27/7) kemarin. Irwan mengaku cukup kagum dengan keindahan laut, pantai dan kondisi alam di wilayah Provinsi Malut dan Kota Ternate khususnya, yang masih jernih bahkan menghalahkan keindahan laut dan pantai
di Bali.
Irwan Hidayat datang didampingi Nanik sebagai PR Manager, Arijanto, Rezyani dan Yuni R selaku sekretarsinya, juga artis sekaligus bintang iklan Kuku Bima Energi, salah satu produk unggul PT Sido Muncul, Donny Kusumah. Tujuan kehadirannya ke Kota Ternate adalah membawa misi sosial, yakni mengunjungi korban kebakaran di Kelurahan Makassar Timur, sekaligus memberikan bantuan kepada para korban. Sebelum mengunjungi korban kebakaran, Big Bos PT Sido Muncul bersama rombongan ini menyambangi Kantor Redaksi Harian Malut Post, di Kelurahan Takoma. Rombongan Sido Muncul ini diterima langsung oleh Pimpinan
Redaksi (Pimred) Malut Post Tauhid Arif didampingi para awak redaksi. alam pertemuan singkat dengan awak redaksi Malut Post, Irwan Hidayat mengumbar kekagumannya terhadap potensi dan kondisi daerah Malut. ”Jujur, saya sangat kagum dengan daerah ini. Saya sudah jalan kemana-mana mengunjungi sejumlah negara dan daerah-daerah di Indonesia termasuk Bali, namun ketika saya melihat pantai dan alam di Maluku Utara ini saya langsung mengagumi, karena masih begitu jernih, indah. Daerah ini begitu eksotik.

Makanya menurut saya cocok dijadikan daerah wisata; ujar Irwan dengan mimik serius.
Irwan mengaku selama ini mengenal nama Maluku Utara, Ternate dan Tidore melalui catatan sejarah, serta lembar uang seribu rupiah. Kini impiannya terwujud, ia pun dapat menginjakkan kakinya di negeri Moloku Kieraha ini.

Luar biasa. Ini sebuah keberuntungan bagi masyarakat di sini. Malut ini seperti naga yang sedang tidur. Hutannya masih bagus, airnya masih bersih, jernih, kalau di daerah Jawa tiap-tiap lereng sudah ditanami tanaman semisalnya jagung dan sejenisnya sehingga tidak ada lagi daerah-daerah resapan air, akibatnya banjir dan lainnya katanya.Ia menilai dengan keindahan laut dan pantai di Malut ini bisa dikembangkan menjadi daerah wisata. Salah satu kuncisukses investasi di daerah bisa berkembang, kata dia, adalah kerukunan. Daerah ini harus benar-benar rukun sehingga memberikan rasa kenyamanan kepada investor. Daerah harus cari orang yang membuang uang di sini ujarnya.

Untuk dapat mewujudkan itu, kata dia, Malut khususnya Ternate harus membangun akses langsung dengan Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata bagi turis. Mengenai akses, Irwan nampak mengkritisi penerbangan Jakarta-Ternate yang hanya dilalui oleh pesawat-pesawat
yang dinilainya kurang nyaman. ”Karena pesawat-peawat yang digunakan rata-rata pesawat yang sudah lama. Ini adalah kendala tersendiri bila ada wisatawan yang ingin mengunjungi Ternate. Karena semua pasti butuh kenyamanansaat penerbangan, tandas Irwan.
Ia lantas membandingkan dengan daerah lain. Bila ingin berkunjung ke daerah tersebut, cukup membutuhkan waktudua sampai tiga jam. Karena akses penerbangan langsung. Namun untuk mengakses ke Ternate, harus membutuhkan waktu lebih dari lima jam. Olehnya, dia mengusulkan pemerintah daerah setempat dapat memperhatikan kenyamanan aksesbilitas penerbangan di daerah, termasuk membuka akses penerbangan langsung Ternate-Bali dan sebaliknya sebagai daerah tujuan wisata bagi turis mancanegara. ”Harus buka akses Ternate-Bali, saranya. Pada kesempatan itu, tak lupa Irwan juga mengisahkan keluh-kesah membangun usaha produk jamu Sido Muncul. Sejak tahun 1970-an, ia jatuh-bangun menjual produknya.Waktu itu (tahun 70-an), karyawan saya hanya tiga orang, tapi sekarang ini sudah kurang lebih 3.500 karyawan,” bebernya. Hal utama yang ia lakukan adalah menanamkan rasa kepercayaan orang terhadap produk Sido Muncul. Setidaknya ada
sekitar 100 lebih produk Sido Muncul. Tapi yang dipromosikan adalah Tolak Angin dan Kuku Bima Energi. Saya mengubah pola pemasaran, yaitu dengan menjual kepercayaan. Bahwa ini adalah produk dalam negeri yang memiliki khasiat dan sudah teruji, menyaingi produk-produk dari Cina sekalipu.

Paradigma Penataan Kota Bahari

Apa yang terbayang dalam benak anda mengenai Kota Ternate? Pulau kecil dengan hasil bumi berupa rempah-rempah pala dan cengkeh, ataukah Kesultanan Ternate yang termasyur sejak ratusan tahun yang lalu ? Pernahkah terbayang oleh Anda, bahwa Pulau Ternate yang sekarang menjadi Ibu kota Maluku Utara, prosentase lautnya jauh lebih besar dari daratnya? Pemandangan tepi pantainya yang mempesona dengan kilau bening Tidore dan siluet nyiur sampai dermaga, serta deretan arsitektur heritage dengan benteng-benteng Portugis dan Belanda yang berjajar di tepi pantai adalah pemandangan eksotik yang Anda akan temui jika Anda berkesempatan mengunjungi kota ini. Yang menjadi pertanyaan….,mengapa semua potensi kelautan tersebut tidak menjadi primadona pengembangan di wilayah ini?

Jika Anda berkesempatan mempelajari lebih jauh mengenai kota Ternate, maka Anda menemui untaian masalah yang melingkupi keindahan panorama kota legenda ini. Urbanisasi penduduk yang tidak terkendali, memaksa kota bertumbuh secara semrawut dan tak terkendali. Permukiman kumuh padat penduduk, pencemaran laut berupa penimbunan sampah akibat tidak adanya instalasi pengelolaan limbah (IPAL), berpotensi untuk menyebabkan hilangnya pemandangan eksotik dan penurunan stok sumberdaya ikan di sekitar perairan kawasan ini. Kejadian-kejadian tersebut menjadi gurita masalah yang tidak jelas ujung pangkalnya.

Fenomena ini memaksa Pemerintah Kota Ternate untuk membuat “Waterfront City Concept for Kota Ternate”. Apakah itu “Waterfront City (WFC) Concept” atau yang lazim kita sebut kota pantai ? Konsep kota pantai (WFC) dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan dengan dukungan aksesibilitas, arus urbanisasi dan sumberdaya alam yang mendukungnya. Konsep WFC diharapkan dapat memberikan acuan pembangunan kawasan pesisir dengan berorientasi bahari, bukan sekedar pembangunan fisik semata akan tetapi juga pola pikir semua stake holder sehingga terciptanya sense of belonging yang tinggi. Melalui konsep ini diharapkan akan mendukung penguatan kelembagaan masyarakat lokal, meningkatkan ekonomi kerakyatan, dan pada muaranya akan menciptakan sinergisitas pembangunan di daratan dan di lautan untuk kepentingan bersama.

Potensi dan permasalahan yang terjadi di Kota Ternate, diurai menjadi kegiatan-kegiatan utama, dengan akses dan paradigma bahari. Pengelolaan lingkungan dan sampah, pengelolaan pelabuhan, penataan pemukiman tepi pantai dan nelayan, pengembangan kawasan khusus (seperti kawasan masjid, boulevard, community space, market centre) dan pengembangan wisata bahari menjadi rangkaian kegiatan yang dicanangkan dalam konsep pengembangan kota pantai ini. Kegiatan tersebut pelaksanaannya dirangkai dalam sembilan kawasan prioritas, kawasan cepat tumbuh, kawasan trigger ekonomi, kawasan aman atau definisi kawasan lainnya yang terdapat dalam RTRW dinamai Bagian Wilayah Kota (BWK) 1 dan 2; dari Dufa-dufa, dermaga kedaton, boulevard, masjid, sampai Pelabuhan Bastiong dan Kastela.

Perlu ditegaskan kembali, konsep WFC bukan semata-mata hanya berkaitan dengan pembangunan fisik, akan tetapi berkaitan pula dengan penerapan paradigma berpikir serta integrasi seluruh stake holders. Solusi parsial tak saja tidak akan pernah efektif dan cenderung menimbulkan biaya yang tinggi. Namun dengan integrasi semua pihak, kota berbasis bahari yang diidamkan akan tercapai.

Kunci lain untuk menjamin kesuksesan konsep WFC adalah kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Apalah arti angka-angka grafik ekonomi yang menjulang, kalau “kue” hanya dinikmati segelintir orang. Lebih baik diperoleh hasil sedikit tapi dapat memberikan senyum yang lebar bagi semua lapisan masyarakat. Dengan memberikan tambahan pengetahuan, meningkatkan kesempatan dan ikut serta memutuskan pembangunan bahari, niscaya akan diperoleh rasa Ikut memiliki, menjaga dan meningkatkan pembangunan kota eksotik ini.

Sumber : http://spatzi.wordpress.com/2008/09/21/paradigma-penataan-kota-bahari-waterfront-city-kota-ternate/

Paradigma Penataan Kota Bahari : Waterfront City Kota Ternate

Sejarah Pemerintahan Ternate 1252 -1999

Sejarah pemerintahan di Ternate diawali pada tahun 1257 pada masa terbentuknya kerajaan Moloku di bawah kekuasaan BAAB Mansur Malamo. Berdasarkan Zelf Bestuur Regeling 1938. Ternate merupakan bagian dari 4 (empat) Swapraja di Daerah Maluku Utara disaping Tidore, Jailolo dan Bacan. Pada masa kesultanan Ternate, struktur Pemerintahan telah tergambar dengan jelas di mana dalam kesultanan dibagi atas beberapa Distrik .Setiap Distrik dikepalai oleh seorang Distrik Hoofd yang membawahi beberapa Ender Distrik Setiap Ender Distrik dikepalai oleh seorang Ender Distri Hoofd. Dalam mekanisme penyelenggaraan pemerinta pada saat itu seorang Distrik Hoofd dan Ender Distrik Hoofd diangkat dan diberhentikan oleh Sultan. Rakyat mengenal sebutan-sebutan tersebut dengan “Sangadji” yang membawahi kampung-kampung dengan “Mahimo” sebagai kepalanya. F. S. A. de CLERCQ dalam bukunya BIJDRAGEN TOT DE KENNIS DER RESIDENTIE TERNATE terdapat 3 fase pemerintahan dengan dimasa kerajaan Ternate yaitu :

1257 – 1486 , berdirinya Kerajaan – Kerajaan dengan beberapa Kepala Pemerintahan Kerajaan tertentu di Ternate dan Tidore
1486 – 1817 , masuknya Agama Islam dan tampilnya Sultan pertama sampai berakhirnya Pemerintah sementara Inggris
1817 – 1888 , peralihan kekuasaan Belanda
Kaicil MASHUR MALAMO 1257 – 1277 adalah pemimpin Kerajaan pertama dengan menggunakan titel Kolano. bertempat tinggal di Sampalu, Gamlamo Tua. Kaicil JAMIN , 1272 – 1284 Kaicil KAMALU , 1284 – 1298 Kaicil BAKUKU , 1284 – 1304 Pada masa Pemerintahannya, pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan ke Foramadiahe Kaicil NGARA MALAMO , 1304 – 1317 Kaicil PATSARANGAH MALAMO , 1317 – 1322 Kaicil SIDANG ARIF MALAMO, 1322 – 1331 Kempat Kerajaan Maluku menyetujui suatu Perserikatan berdasarkan persekutuan Moti ( Moti Verbond ).Pada masa ini banyak orang Jawa dan Arab berdiam di Ternate.
Kaicil PAJIMALAMO, 1332–1332 Kaicil SAH ALAM , 1332 – 1343 Ia memasukkan Pulau Makian di bawah kekuasaan Kerajaan Ternate Kaicil TULU MALAMO ,1343 – 1347 Perjanjian Moti dibatalkan. Kaicil KIE MABIJI , 1347 – 1350 Kaicil NGOLO MACAHAYA ,1350 – 1357 Kaicil MAMOLO , 1357 – 1372 Kaicil GAPI MALAMO I , 1359 – 1372 Kaicil GAPI BAGUNA I , 1372 – 1377 Putra tertuanya kawin dengan Putri Kerajaan Jailolo dan dengan demikian menjadi ahli waris Kerajaan ini. Kaicili KAMALU 1377 – 1432 Kaicil SIN ( GAPI BAGUNA II ) 1432 – 1465 Kaicil MARHOEM 1465 – 1486 Putranya adalah Sultan ZAINAL ABIDIN.

1486 – 1817 , masuknya Agama Islam dan tampilnya Sultan pertama sampai berakhirnya Pemerintah sementara Inggris
1 4 8 6 ZAINAL ABIDIN, Sultan Ternate pertama. Ia pergi ke Jawa berguru dan memperoleh ajaran Agama Islam dari Sunan Giri. Menurut beberapa sumber, ia wafat ketika dalam perjalanan pulang, sedangkan sumber lain mengatakan bahwa ia memerintah hingga akhir abad 15.
1 5 0 0 KAICIL LELIATUR Sultan Ternate yang ke II. Ia mewajibkan seluruh kaula Kerajaan berpakaian yang pantas dan harus menikah menurut hukum Islam..
1 5 3 5 KAICIL HAJOER atau HAIRUN, Sultan Ternate ke-3. Dalam daftar Raja – Raja Arab, Ia tercatat memerintah dari tahun 1538 – 1565. Penulis Portugis menyebutkan Aciro.
1 5 7 0 SULTAN HAIRUN, atas perintah Wali Negeri de Mesquita dibunuh dalam Benteng oleh Portugis. BABULLAH DATU SAH, Sultan Ternate ke – 4. Babullah disebut sebagai Penguasa 72 Pulau, walaupun di Ternate sendiri sebutan ini tidak dikenal.Dibawah kekuasaan Sultan ini, Kerajaan – Kerajaan Ternate membentang : Di bagian Selatan sampai Bima Di bagian Barat sampai Makassar Di bagian Timur sampai Banda Di bagian Utara sampai Mindanao.
1 5 8 4 SAIFUDDIN, Sultan Ternate ke – 5. Dilahirkan sekitar tahun 1563 dan tinggal dengan Ayahnya di –Benteng Gamlamo.
1 6 0 7 KORNELIS MATELIEF DE JONGE, tiba di Ternate dan membangun Benteng di tempat bernama-Malajoe ( Fort Oranje ). Pada 26 Juni Ia mengadakan perjanjian dengan Mudaffar bahwa untuk bantuannya melawan Spanyol, Ia memperoleh monopoli perdagangan rempah – rempah.Menurut catatan Valentijn ( I B hal. 224 ) bahwa pada 1610, Mudaffar dinobatkan sebagai Sultan Ternate ke -6.Gerard Gerardzoon Van Der Buis diangkat sebagai Ketua suatu Dewan yang terdiri dari 8 orang untuk mendampinginya
1 6 2 7 Sultan Mudaffar Wafat. Kaicil Hamzah, Sultan Ternate ke –7
1 6 4 8 MANDARSYAH, Sultan Ternate ke-8
1 6 7 5 . . KAICIL SIBORI Amsterdam, Sultan Ternate ke-9.Menurut Van Der Crab, Sultan ini memerintah hingga tahun 1691, tetapi menurut Valentijnhanya sampai 1910. Pada tahun 1675, Ia mengurus seorang Duta ke Batavia, dan dengan Duta ini Pemerintah Tertinggi Belanda mengadakan perjanjian tanggal 7 Januari 1676 dan pada 12 Oktober.
1 6 9 2 KAICIL TOLOKO, Sultan Ternate ke-10.Menurut Van Der Crab, titel Sultan ini adalah : Said Fathullah. Sultan ini berkuasa hingga 1714.
1 7 1 4 RAJALAUT, Sultan Ternate ke-11 Sultan ini berkuasa sampai tahun 1751 (1165 H ). .
1 7 5 1 KAICIL OUTHOORN INSAH, Sultan Ternate ke-12. Setahun kemudian (1 7 5 2 ) terjadi penyatuan Makian dan Kesultanan Ternate ( Perjanjian 4 juni )
1 7 5 4 SAHMARDAN, Sultan Ternate ke-13. .
1 7 6 3 ZWAARDEKROON, Sultan Ternate ke-14 .
1 7 7 7 KAICIL ARUNSAH, Sultan Ternate ke-15 .

……………………………………., Sultan Ternate ke 16
1 7 9 6 Sarka atau Sarkan, Sultan Ternate ke-17.
1 8 0 1 MOHAMMAD YASIN, Sultan Ternate ke-18.
1 8 0 7 MOHAMMAD ALI, Sultan Ternate ke-19.Perjanjian Belanda dengan Sultan ini ditandatangani di Benteng Oranye, tanggal 16 Mei 1807. Butir dan pasal 14 perjanjian berbunyi : “ Sultan dan Pembesar – Pembesar Kerajaan berjanji akan tetap setia, pada pelindung mereka, Kompeni Hindia Timur Belanda ( Nederland Indische Companie ) dan setiap tahun akan mengirim 2 budak laki-laki, 2 budak perempuan, 10 ekor burung Kakatua dan 10 ekor burung Nuri berkepala merah.Perjanjian ini pada akhirnya tidak di tepati Ternate.Pemerintah Belanda memperoleh berita, bahwa pada 1806 di Negeri Belanda, Republik Bataaf di Negara itu telah bertukar dengan Kekaisaran Perancis.